Pengeringan

.
Pengertian Pengeringan
Pengeringan merupakan proses pemindahan panas dan uap air yang memerlukan energi panas untuk menguapkan kandungan air yang dipindahkan dari permukaan bahan, dimana yang menjadi dasar dari proses pengeringan adalah terjadinya penguapan dari air ke udara disebabkan adanya perbedaan kandungan uap air antara udara dengan bahan yang dikeringkan (Taib, 1987). Pengeringan dapat membantu dalam menurunkan kandungan air serta membantu menonaktifkan kegiatan bakteri yang sering menggunakan media air sebagai media pertumbuhannya. Penurunan kadar air dapat dilakukan dengan penguapan ataupun dengan pengurangan tekanan udara di sekitar bahan tersebut. (Suhardjo, 196).

Pengeringan merupakan suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan cara menguapkan air dengan menggunakan energi panas, dimana yang menjadi dasar pengeringan adalah terjadinya penguapan dari air ke udara disebabkan adanya perbedaan kandungan uap air antara bahan yang dikeringkan. Biasanya kandungan air bahan dikurangi sampai batas agar mikroba tidak dapat tumbuh. Kadar air pada proses pengeringan dapat bervariasi dari kurang lebih 3 % (produk yang dikeringkan dengan pengering semprot) sampai 25 % (pada buah-buahan).

Faktor yang mempengaruhi proses Pengeringan
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengeringan, antara lain :
a.    Komposisi bahan; berpengaruh terhadap kecepatan pengeringan. Sebagai contoh jika bahan yang dengan kandungan gula tinggi, maka kecepatan pengeringan lebih lambat dibanding dengan yang memiliki kandungan gula lebih rendah.
b.    Bentuk dan ukuran bahan; semakin kecil bentuk bahan atau semakin luas permukaan bahan maka proses pengeringan suatu bahan semakin cepat. Seperti contoh pada praktikum kali ini, bahan kunyit yang ingin dikeringkan terlebih dahulu dipotong tipis-tipis untuk mempercepat proses pengeringannya dan supaya tidak terjadi apa yang disebut dengan case hardening. Case hardening adalah kondisi bahan dimana terjadi tengeringan hanya dibagian luar saja, akan tetapi pada bagian dalam masih basah karena proses pengeringan berjalan terlalu cepat.
c.    Suhu pengerigan; perbedaan antara suhu dry bulb dan wet bulb yang menunjukkan kemampuan udara tersebut untuk pengeringan. Beberapa bahan yang sensitif terhadap panas proses pengeringan-nya harus mempertimbangkan antara kecepatan pengeringan dan kualitas produk.
d.    Perlakuan sebelum pengeringan; beberapa perlakuan pada bahan sebelum dikeringkan dapat berpengaruh terhadap proses pengeringan. Seperti halnya bahan yang diblanching akan lebih cepat kering dibandingkan degan bahan yang tidak diblanching terlebih dahulu, terutama pada bahan yang memiliki kadar air yang tinggi. Karena jaringan bahan yang telah mengalami perlakuan blanching lebih bersifat permiabel.
e.    Alat pengering yang digunakan; tergantung dari komposisi bahan dan alat pengering pada proses pengeringan, apakah alat yang digunakan dapat mengeringkan bahan secara efektif sesuai dengan yang diinginkan tanpa merusak komponen bahan yang dikeringkan. Seperti halnya pada praktikum kali ini, alat pengering yang digunakan adalah try dryer.
f.    Kemampuan udara menyerap air
Semakin cepat aliran udara yang dihembuskan ke bahan, maka kecepatan pengeringan akan semakin cepat.
g.    Kecepatan udara pengering
Semakin cepat udara yang dihembuskan ke dalam bahan, maka kecepatan pengeringan akan meningkat.

0 komentar:

Posting Komentar